[Telco] Perang Tarif - Operator CDMA Bersatulah!

My Bloggers,

Menyambung diskusi mengenai perang tarif antar operator - sekarang sudah tidak dapat lagi dibedakan mana tarif murah GSM atau CDMA. Sepengetahuan saya, tarif CDMA akan lebih murah daripada GSM, karena jangkauan CDMA yang lebih terbatas dari GSM.

Dan setahu saya, BRTI (Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia) menetapkan tingkatan tarif, dari yang termurah ke paling mahal: Fixed Wireless (esia, flexi, ceria), Mobile Wireless (Fren, Smart), dan GSM (Telkomsel, XL, Indosat, 3). Struktur tarif tersebut dikorelasikan dengan luas jangkauan komunikasi.

Dengan perang tarif, maaf saya agak sarkastik menyebutnya sebagai "Predatory Price War (PPW)", tingkatan tersebut seakan dilupakan. Dengan menggunakan produk GSM seperti XL, nelpon sepuasnya cuma 600 perak. Sedangkan, nelpon dengan Flexi 735 perak /jam (khusus nomor Jabodetabek), Esia 1000 rupiah.

Jadi, dimanakan letak keunggulan CDMA dengan adanya PPW ini? Akhirnya sebagai end user, orang akan berpikir, kenapa harus punya 2 handset, CDMA dan GSM, jika dengan GSM aja bisa nelpon sama murahnya dengan CDMA?

Ujung ujungnya, ruang gerak pasar CDMA makin kepepet. Jika keadaan ini terus berlangsung, wah, saya khawatir, operator CDMA banyak yang harus merger neh...

Sebuah wacana, bersatu kita teguh.

Apakah mungkin CDMA operator bersatu untuk mencapai tarif yang lebih "kompetitif" dari GSM - yang tidak hanya sesama operator, tapi juga lintas operator?

Kedua, jika sekarang perang tarif masih di voice area, bisa diimplementasikan juga di data area. Misalnya, menawarkan paket data untuk berinternet ria yang murah abisss..

Bagi pembaca yang punya ide atau protes dengan artikel ini, ditunggu comment nya. Monggo..

4 komentar

  1. Invest2link  

    25 Maret 2008 pukul 23.38

    CDMA ...wew ponsel nya cepet panas.

  2. Anonim  

    29 Maret 2008 pukul 06.12

    Dengan adanya perang tarif , kalo saya lihat saat ini para provider saling mempromosikan produknya dan adanya 'Price War' yang sangat-sangat tajam . disatu sisi apakah di waktu yang akan datang mereka dapat tetap bertahan.Saat ini mereka gencar banting harga, tapi kadang ada tulisan kecil 'syarat dan ketentuan berlaku'.Otomatis biaya iklan meningkat focus mereka hanya ke sana saja , tanpa memikirkan after sales service. Karena tarif murah maka jaringan semakin padat,sehingga kualitas percakapan menurun.GSM dan CDMA mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing. Perlu dipikirkan tehnologi GSM dan CDMA bisa bersatu di kemudian hari atau alternatif lain "Number Portability" dengan satu nomor pelanggan bisa berpindah dari satu operator ke operator lain sesuai dengan kebutuhan.

  3. faithpacker  

    30 Maret 2008 pukul 00.27

    perang tarif atau perang iklan ? gembar-gembor tarif operator murah di media massa menurut saya hanya pembodohan terhadap masyarakat. dengan tarif yang "murah" masyarakat akan tergoda untuk lebih banyak menggunakan hp. frekuensi penggunaan hp yang tinggi (meskipun "murah") justru mengakibatkan konsumsi pulsa masyarakat meningkat (bukannya berkurang karena adanya tarif yang turun). Harga memang turun, tapi kalau volume meningkat pesat kan otomatis biaya yang dikeluarkan menjadi lebih besar. inilah yang sebenarnya diharapkan para operator seluler yaitu masyarakat jadi lebih banyak bicara, sedikit bekerja. bukankah ini namanya pembodohan masyarakat ? dulu sewaktu tarif masih tinggi, masyarakat justru lebih cerdas dan selektif di dalam menggunakan hp. gbu.

  4. Anonim  

    7 April 2008 pukul 10.36

    Perang tarif yang semakin meraja rela merugikan para konsumen, berdasarkan jajak pendapat, melakukan panggilan telepon jam 10 ke atas sulit sekali. Bukan hanya untuk 1 provider tapi beberapa provider.Why? lama-lama orang bisa beralih ke telpon rumah lagi . kepikir nga sih para operator?



Posting Terbaru

Komentar Terbaru