Hi all,
MBA atau Master of Business Administration, adalah salah satu gelar postgraduate (gelar yang diambil setelah lulus Bachelor Degree) yang paling controversial. Kenapa? Karena muncul opini bahwa MBA lebih sarat dengan pesan bisnis daripada ilmu pengetahuan.
Dulu, tujuan saya mengambil MBA, karena ingin memperluas wawasan dan bertahan di era globalisasi. selama 18 bulan bersekolah mengambil gelar tersebut, sebetulnya hanya 2 hal penting yang saya dapetkan... akhirnya.
pertama, adalah kemauan kita untuk selalu belajar, entah dari mendengarkan orang lain atau berdiskusi, baca majalah/buku, dll.
kedua, menjadi seorang yang "multifacet", artinya selalu mempertimbangkan beberapa sisi bisnis, sebelum mengambil keputusan. sisi bisnis di sini adalah keuangan, human resources, teknologi informasi (IT), pemasaran, sales, dsb. kita pun dituntut untuk melihat suatu masalah secara "helicopter view", artinya nggak lagi telalu fokus di satu sisi, tapi memperhatikan keseimbangan dari berbagai sisi sisi bisnis tersebut.
selama mengambil kuliah MBA, hampir semua dosen adalah praktisi. jadi, mereka adalah profesional yang sharing ilmunya kepada peserta program MBA. lebih banyak menekankan diskusi, daripada baca text book.penekanan ke pembahasan case studi, daripada bahas teori2 ilmu murni.
sisi positif, MBA membuat kita up to date dengan trend dunia bisnis. presentasi skill juga lebih matang. namun di sisi lain, MBA dipandang sebagai program omong omong saja, tanpa kemampuan riset yang mendalam. apalagi kalau dilihat biaya kuliahnya, wah, rata rata lebih mahal dibandingkan program masteral lainnya.
setelah saya amati, program MBA dirancang dengan biaya cukup mahal, untuk menciptakan image exclusive. jika program MBA sekelas harvard dipasang cukup murah, walaupun dengan kualitas pendidikan yang sama, akan menciptakan image lulusan nya akan bergaji cukup murah juga. intinya -> program MBA mahal dan tekenal -> lulusannya digaji mahal juga ...
kemampuan meniti karir, hampir tidak ada hubungannya dengan title MBA atau tidak. MBA hanyalah titel yang didapat, karena kita pernah mengambil program tersebut. karir diraih, melalui 4k (kemampuan, kelakuan, kesempatan dan keberuntungan). saat ini, orang lebih percaya pada emotional quotient (EQ) dan komunikasi skill sebagai upaya pencapaian karir lebih tinggi.
MBA, merupakan aset dalam meniti karir, tapi bukanlah segala galanya...
ada comment dari anda?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Anonim
21 Maret 2008 pukul 20.58
emang dilema juga karena kadang perusahaan melihat "title" kita juga. ibaratnya kalau 2 pelamar kerja sama2 jago dan yg satu ada gelar MBAnya.. pasti jadi nilai tambah. Tapi saya pribadi sih mungkin tidak akan mengambil Masteral Degree.. karena emang cita2 gak kerja sama orang.
Anonim
22 Maret 2008 pukul 22.22
kadang gelar itu juga menentukan salary jabatan dll...jadi gelar s1,s2,s3 or mba dll juga menentukan karir kita ke depannya...tapi pengalaman menurut saya ga kalah penting...meskipun kita lulusan s2 tetapi ga punya pengalaman kita juga di pandang rendah sama perusahaan...
inouying
23 Maret 2008 pukul 18.47
MBA perlu untuk org yg seneng pasang title untuk gengsi doang. hari gini title sedereeett panjg dah ga musim.. yg penting EQ & SQ setinggi bintang yg perlu.
Kebayang ga punya boss ato anak buah MBA tp stenggi ( stengah gila) parno, emosi tinggi, kuper,.. ga bisa gaul ama lingkungan baru. aiihhh amit amit.. mending lulusan SMA, D3, S1 lokal.. tp wawasan tinggi.. seperti seorang motivator terkenal sd juga ga tamat.. tp punya EQ,SQ bagus.. pasti diterima dimana mana.. memang sekolah tinggi kalo mampu perlu banget.. hanya jangan lupa diasah juga kualitas emosinya dan spiritualnya.. untuk bkn cuman penyeimbang tapi menaikkan bobot sekolah akademisnya... gitu lhooooo kata ike ini...
Anonim
29 Maret 2008 pukul 06.51
Setuju dengan Reztar, semua nya berbalik ke pribadi orang tersebut. Setuju sekarang EQ dan SQ lebih penting. Di satu sisi pendidikan nga kalah penting juga tetapi harus didukung dengan lingkungan orang tersebut dibesarkan, latar belakang keluarga.Kata orang dulu harus kenal ama bangku sekolah.Jaman sekarang bukan hanya teori aja tapi praktisi yang dibutuhkan. Kuliah sekarang lebih mengarah ke sistim Tutor (betul kan?)Pentingnya kita selalu memperkaya diri belajar jangan pernah berhenti sampe umur berapapun,baca buku,ditunjang dengan kerendahan hati,jujur,ketekunan,keuletan dan doa.
Anonim
30 Juni 2008 pukul 08.08
Ya,,,gw setuju ama omongan susan....pendidikan tinggi penting, tapi yang gak kalah penting adalah penguasaan emosi dan kecerdasan juga pengalaman kerja. Kalo kita cuman ngandalin title doang....tapi kita gak pernah belajar pengalaman dari orang lain, gak pernah mau dengar dari orang-orang di atas kita gimana mau ada kemajuan. Lagian gak semua orang mampu mencapai pendidikan setinggi itu, bagaimana nasib mereka yang pintar namun tidak mempunyai kemampuan financially?? kasian dongggg......